Setiap pemain bulu tangkis pasti mendambakan transformasi permainanmu menjadi lebih baik. Seringkali, fokus utama adalah pada smash yang kuat atau footwork yang cepat. Namun, ada satu elemen dasar yang sering terlewatkan, padahal dampaknya sangat besar: kebiasaan buruk dalam memegang raket. Grip yang salah dapat menjadi penghalang tak terlihat yang membatasi potensi Anda, menyebabkan pukulan tidak efektif, bahkan cedera. Dengan mengenali dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan ini, Anda membuka pintu menuju peningkatan performa yang signifikan dan transformasi permainanmu secara menyeluruh.
Kebiasaan buruk yang pertama dan paling umum adalah menggenggam raket terlalu erat. Pemain cenderung mencengkeram raket seolah nyawa mereka bergantung padanya. Ini menyebabkan ketegangan pada lengan dan pergelangan tangan, menghilangkan kemampuan pergelangan tangan untuk bergerak bebas dan menghasilkan kekuatan “cambuk” yang dibutuhkan untuk pukulan bertenaga dan akurat. Otot yang tegang juga cepat lelah, mengurangi stamina Anda selama pertandingan. Untuk mengatasinya, bayangkan Anda memegang telur: genggam cukup kuat agar tidak jatuh, tetapi tidak terlalu kuat sehingga pecah. Relaksasi adalah kunci, dan tekanan seharusnya lebih banyak pada jari kelingking, jari manis, dan jari tengah, sementara jempol dan telunjuk berfungsi sebagai pemandu.
Kesalahan kedua adalah tidak beralih grip sesuai kebutuhan pukulan. Banyak pemain hanya menggunakan satu jenis grip (seringkali forehand grip) untuk semua jenis pukulan. Ini sangat membatasi kemampuan Anda untuk melakukan pukulan backhand yang kuat dan terkontrol, atau pukulan net yang halus. Misalnya, untuk backhand clear yang bertenaga, backhand grip dengan jempol di sisi lebar raket sangat penting. Kegagalan untuk beralih grip secara cepat dan mulus akan membuat Anda selalu “telat” merespons kok, dan menyebabkan pukulan yang lemah atau tidak akurat. Latihan transisi grip secara berulang, bahkan dalam kondisi diam, dapat membentuk memori otot yang diperlukan untuk respons otomatis saat di lapangan. Sebuah studi yang dipresentasikan pada Konferensi Sains Olahraga di Jakarta pada 25 Juni 2025 menunjukkan bahwa transisi grip yang efisien dapat meningkatkan kecepatan reaksi hingga 15%.
Kebiasaan buruk ketiga adalah posisi jempol dan jari telunjuk yang salah atau tidak konsisten. Beberapa pemain menempatkan jari telunjuk terlalu tinggi atau terpisah dari jari lainnya, seolah memegang pistol. Ini mengurangi stabilitas raket dan kontrol atas muka raket. Seharusnya, jempol dan jari telunjuk harus membentuk huruf “V” yang nyaman di bagian atas pegangan raket, memberikan dukungan yang seimbang. Konsistensi dalam posisi jari ini sangat penting karena setiap perubahan kecil dapat memengaruhi arah dan kualitas pukulan.
Untuk memulai transformasi permainanmu, mulailah dengan fokus pada kesadaran. Setiap kali Anda memegang raket, periksa kembali grip Anda. Lakukan drill spesifik untuk grip, seperti shadow play yang mensimulasikan berbagai pukulan sambil memperhatikan transisi grip. Seperti yang disampaikan oleh seorang pelatih senior dari Persatuan Bulu Tangkis Nasional dalam sebuah wawancara di majalah olahraga pada 22 Mei 2025, “Detail kecil pada grip bisa membuat perbedaan besar antara kekalahan dan kemenangan.” Dengan dedikasi untuk memperbaiki kebiasaan grip Anda, Anda tidak hanya akan mengurangi kesalahan, tetapi juga membuka level permainan baru yang lebih presisi dan bertenaga.