berita

Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan (The Daddies): Rahasia Konsistensi Juara Dunia di Usia Senja

Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, yang akrab dijuluki “The Daddies”, telah menjadi fenomena unik dalam dunia bulu tangkis modern. Di usia yang dianggap senja bagi atlet profesional, mereka justru menunjukkan konsistensi luar biasa dan tetap mampu bersaing di level tertinggi, bahkan melawan pemain-pemain muda. Rahasia kesuksesan Hendra Setiawan dan Ahsan terletak pada kecerdasan taktik, pengalaman matang, dan chemistry yang kuat, menjadikannya inspirasi bagi setiap atlet.

Filosofi permainan Hendra Setiawan dan Ahsan bergeser dari mengandalkan kecepatan dan kekuatan penuh menuju kecerdasan dan efisiensi. Hendra, dengan julukan “Si Dewa,” dikenal dengan ketenangan dan kemampuan membaca arah bola yang tak tertandingi. Mereka tahu kapan harus menyerang dengan keras dan kapan harus menghemat energi, meminimalkan kesalahan yang tidak perlu dan memaksakan lawan bermain dengan tempo mereka.

Kunci utama konsistensi mereka adalah chemistry dan saling pengertian yang mendalam. Setelah bertahun-tahun berpasangan, Hendra Setiawan dan Ahsan mampu saling mengisi kekurangan dan kelebihan masing-masing di lapangan. Ahsan dengan serangan cepat dan smash kerasnya, didukung oleh netting dan placement bola dingin yang akurat dari Hendra, menciptakan kombinasi yang sangat sulit dipecahkan lawan.

Manajemen fisik di usia senja juga menjadi perhatian utama. Berbeda dengan pemain muda yang bisa berlatih secara intensif setiap hari, The Daddies harus memprioritaskan kualitas istirahat dan pemulihan. Program latihan mereka lebih berfokus pada teknik spesifik, latihan daya tahan ringan, dan pencegahan cedera, dibantu oleh tim dokter dan fisioterapis profesional.

Hendra Setiawan tidak hanya dihormati sebagai pemain, tetapi juga sebagai mentor di lapangan. Ketidakpanikannya di bawah tekanan menjadi contoh nyata bagi Ahsan dan pemain muda lainnya. Kualitas kepemimpinan Hendra yang tenang ini seringkali menjadi faktor penentu kemenangan mereka di pertandingan-pertandingan krusial dengan skor ketat, menjaga fokus tim tetap stabil.

Rekor mereka sebagai tiga kali Juara Dunia (2013, 2015, 2019) dan Juara All England, membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Konsistensi mereka dalam meraih gelar bergengsi menunjukkan bahwa pengalaman dan kematangan mental adalah aset berharga yang dapat mengalahkan keunggulan fisik murni.

Warisan terbesar yang diberikan Hendra Setiawan dan Ahsan kepada dunia bulu tangkis bukan hanya medali, tetapi pelajaran tentang etos profesionalisme, kerendahan hati, dan nilai persahabatan sejati. Mereka membuktikan bahwa kemitraan yang solid dan didasari rasa saling percaya adalah formula tak terkalahkan di olahraga ganda.

Secara keseluruhan, perjalanan The Daddies adalah bukti nyata bahwa olahraga adalah arena tempat kecerdasan dan pengalaman dapat menaklukkan kehebatan fisik. Konsistensi mereka di panggung dunia adalah inspirasi tentang bagaimana passion dan dedikasi dapat terus bersinar melampaui batasan usia.